Kereta Api, Haruki Murakami, dan Gadis yang Berulang Tahun

February 19, 2013


feb2013

Kereta api, perjalanannya, pemandangannya, suasananya, membuat gw melamunkan berbagai hal.
Ditambah lagi dengan kehadiran buku Haruki Murakami, yang membuat pembancanya merenung. Kehidupan di luar sana, kematian dan keajaiban duniawi. Tersibak dedaunan rindang mengalun gemulai oleh hembusan angin kereta. Puitis ya?

Akibat kereta api gw rasa, pemandangan menakjubkan, lembah dalam berwarna hijau muda, menyegarkan, di kala kereta yang gw tumpangi menyeberangi lembah melaluai sepasang jembatan baja berwarna jingga kemerahan. Lalu hitam kelam, ketika menerobos terowongan di bawah bukit.

Detik demi detik, 15 detik terasa begitu lama dalam kegelapan. Imajinasi mulai menjamah dalam kegelapan, terbesit pemikiran sekelompok sniper menodongkan senjatanya diujung lorong terowongan ini, siap menembak danshoot, kaca pecah dan korban berjatuhan. Ah, ini akibat terlalu sering memonton film action. Die Hard 5 yang sempet gw sangka Die Hard 6, karena tertukar dengan trailer Fast and Furious 6 yang konon katanya menampilkan Cinta Laura sebagai figuran.

Tumpukan sawah berundak-undak, berwarna cokelat dan hijau terlewati, kadang di atas, kadang di bawah. Sesekali kamera smartphone ini mengambil gambar, sesekali terlambat, sudah terlewat.

Kembali melewati lembah dalam, rasanya menyenangkan melihat lembah itu hidup karena gemericik air terjun kecil buatan yang mengalir putih berbuih karena benturan bebatuan. Terdengar indah? Padahal itu hanya sebuah ujung selokan dari desa yang kebetulan berujung di sebuah tebing tinggi.

Satu-persatu stasiun kereta kecil terlewati, dari yang terawat hingga yang terbengkalai sunyi, kuburan para gerbong kereta berkarat dan bangunan kecil rusak bekas posko pengawas kereta berwarna putih dilapisi cokelat lumpur dan tanaman rambat liar berwarna hijau kecokelatan.

Kembali ke buku Haruki Murakami, tulisan dalam bahasa Inggris yang terkadang satu, dua katanya asing, membuat gw membuka halaman google translate untuk mengorek arti sebenarnya. Walaupun tanpa tau artinya, kalimat itu sudah cukup mendeskripsikan apa yang dimaksud Murakami.

Penasaran, itulah penyebabnya, meluangkan waktu beberapa detik untuk mengintip arti kata yang sedikit tak lazim itu. Buku yang gw baca kali ini adalah kumpulan cerita pendeknya. Seperti biasa membuat ketagihan. Walaupun setiap cerita berbeda tokoh, berbeda cerita, entah kenapa membuat gw ingin membaca lagi dan lagi cerita berikutnya.

Beberapa cukup ringan, beberapa membuat bengong, bahkan terbawa mimpi saat gw mengistirahatkan mata sejenak, setelah menyeruput hot green tea latte diskonan tadi pagi. Oh ya, gw berangkat pagi hari, dari matahari masih malu-malu mengintip, hingga terang di ufuk Timur sana.

Cerita Birthday Girl, dengan sudut pandang orang kedua, ceritanya sangat sederhana, seorang gadis sedang berulang tahun ke dua puluh tahun, bekerja sebagai waitress suatu restoran mid high class, mendapat tugas dadakan membawa makanan ke pemilik restoran, ditawarkan sebuah permintaan yang ingin dikabulkan, dan hidupnya berlanjut seperti biasa. Namun hingga  di akhir cerita, permintaannya tidak diceritakan, menggantung, membuat gw berpikir, merenung, melamun, lalu terbawa mimpi di dalam tidur pagi singkat gw di kereta.

Dalam cerita itu, si gadis yang berulang tahun menceritakan kepada temannya, kisah beberapa tahun silam, dan dialog aneh yang membuat gw berpikir adalah dialog ini:

"What would you have wished for if you had been in my position?"
"On the night of my twentieth birthday, you mean? I can't think of anything, I'm too far away now from my twentieth birthday"
"You really can't think of anything?"
"Not one thing"
"That's because you've already made your wish"


Masih gw pikirkan hingga sekarang. Apa maksud dari kalimat terakhir pada dialog itu. Sekarang kereta ini sudah hampir mencapai di stasiun akhir, penumpang sekitar sudah muali bangun, meregangkan otot, membereskan barang-barangnya, dan gw sudah kebelet pipis. Maaf kalimat terakhir agak merusak suasana. Tapi sungguh ini sudah diujung dan gw males pipis di kereta, apalagi ini sudah dekat stasiun, bisa ditahan, sebentar lagi.

Masih soal cerita pendek Birthday Girl, coba deh baca di sini, versi online-nya. Gw masih bingung dan bertanya-tanya apa kira-kira permintaan dari gadis itu. Rasa bingung sekaligus penasaran yang membuat otak gw gatal. Rasa gatal yang menggelitik, seperti perut lapar yang bergejolak dan jerawat besar yang minta dipecahin.

End of this train journey, kereta berhenti di stasiun bersamaan dengan pengumuman dari sebuah speaker. Ya, dan gw masih belum menemukan jawabannya. Semoga diperjalanan selanjutnya, gw bisa mendapatkan ilham dan petunjuk mengenai maksud cerita pendek itu, entah melalui pemikiran gw sendiri, diskusi dengan teman ataupun cara curang, menelaah di internet.

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts